Pages

Jumat, 05 September 2014

Finlandia, Thailand dan Indonesia Perbedaan kualitas pendidikan di 3 Negara



Pendidikan adalah faktor penentu kualitas suatu negara, bahkan menuntut ilmu adalah sabda Nabi yang diwajibkan untuk semua umat muslim, sebab itu kualitas pendidikan di suatu negara menjadi faktor utama untuk perubahan dan pengembangan negara yang bersangkutan, kalau kualitas pendidikan bagus sudah pasti negaranya akan maju dan berkembang. Kalau kualitas pendidikan tertinggal, maka negaranya pun akan tertinggal.
Saya tertarik dengan 3 negara ini, finlandia, thailand dan indonesia, sebab finlandia adalah negara dengan mutu kualitas pendidikan paling bagus, thailand adalah negara dimana saat ini saya tinggal dan mengajar, dan indonesia, yeah tentu saja sebab indonesia adalah kewarganegaraan saya. Sekedar ingin membandingkan saja kenapa 3 negara ini memiliki kualitas pendidikan yang berbeda, dan thailand adalah di posisi yang terakhir. Meskipun belum sebagus jepang atau finlandia, indonesia masih jauh lebih bagus dari thailand.
Dilansir dari harian online, ada 7 kebijakan tentang pendidikan di finlandia yang dianggap terbaik.

1. Seleksi Guru Yang Ketat
Di negara Finlandia guru adalah profesi terhormat dan membanggakan. Guru adalah profesi yang diidamkan oleh para pemuda. Seleksi untuk mengajar di suatu sekolah sangat ketat. Calon guru dengan ijazah S-1 hanya 5% yang diterima dan calon guru dengan ijazah S-2 20% diterima. Dengan seleksi guru yang ketat, terjadilah guru-guru berkualitas. Dengan guru yang berkualitas maka akan tercipta pulalah pendidikan yang berkualitas.
Di indonesia penerimaan guru secara ketat sudah mulai digalakkan di beberapa kota, tapi di daerah-daerah yang memang minim kuantitas guru yang dipakai ya prinsip seadanya, satu guru mengajar banyak pelajaran, sebab guru yang ada hanya sedikit. Misalnya di kampung-kampung terpencil, di kampung saya sekalipun masih memakai prinsip seadanya tadi, jadi kebijakan seperti ini belum menyeluruh. Penerimaan cpns pun setiap tahunnya semakin diperketat, hanya yang dari keguruan saja yang bisa jadi guru, bahkan baru-baru ini ada wacana guru SD yang bukan dari pendidikan guru pun tak boleh jadi guru SD lagi. Maka pendidikan guru hari ini di universitas menjadi tujuan jurusan paling diminati.
Sementara di sekolah-sekolah swasta, misalnya sekolah Muhammadiyah di beberapa kota misalnya di jogja penerimaan guru secara ketat sudah sejak lama digalakkan, tapi di kota-kota yang anggota muhammadiyahnya dan kualitas keilmuannya minim maka penerimaan agak longgar, yang penting ada.
Selanjutnya di thailand, saya masih tidak terlalu tahu seperti apa model penerimaan guru, apalagi sekolah yang dibawah naungan kerajaan, tapi kalau sekolah milik pribadi seperti sekolah yang hari ini saya mengajar penerimaan guru didominasi oleh keluarga, yah karena sekolah milik keluarga jadi gurunya pun hampir semua adalah pihak keluarga. Yah mungkin karena itulah negara thailand cukup jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya. Seperti sistem kerajaan yang turun pada anak dan keturunan tidak peduli anak dan keturunannya kualitas keilmuannya bagus atau tidak.  
2. Gaji Tinggi
Taukah anda berapa gaji guru di Finlandia ? Gaji guru di Finlandia adalah 40 juta perbulan. Hal tersebut mengantarkan gaji guru tertinggi ke-5 di dunia. Sebelum menjadi guru tentunya mereka harus masuk pada fakultas keguruan terlebih dahulu. Di Finlandia untuk masuk ke fakultas keguruan lebih sulit dibandingkan dengan masuk ke fakultas kedokteran.
Ckckck, indonesia masih jauh banget untuk soal yang satu ini, walaupun sudah mulai membaik dengan ada tunjangan guru tapi menurut salah seorang guru di suatu sekolah yang pernah saya tanyakan tunjangan guru juga syaratnya banyak, ribet, dan banyak guru yang memanipulasi syarat-syarat tersebut demi mendapat tunjangan, bagaimana dengan guru-guru di sekolah yang wilayahnya terpencil? Mereka lebih banyak mengandalkan keikhlasan. Harusnya ini jadi tugas yang penting buat presiden baru yah, hmm.

Selanjutnya di thailand, pernah saya tanya pada guru yang mengajar, kalau sekolah yang dibawah naungan kerajaan gajinya memang besar, tapi kalau sekolah milik pribadi ya seadanya, kecuali untuk guru-guru dari luar negri, karena tahun ini banyak sekali guru dari luar thailand yang diminta mengajar di sekolah-sekolah thailand, khususnya sekolah yang milik pribadi.


Otoritas pendidikan di Finlandia mempercayai 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita, sehingga masa ini menjadi strategis untuk mengoptimalkan kerja otak. Finlandia terus mempersiapkan pendidikan anak untuk lebih baik. Pendidikan Anak Usia Dini adalah titik berat pendidikan di Finlandia. Mulai ajak Anak Anda ke PAUD.
Indonesia pun sudah menggalakkan pendidikan usia dini, makanya PAUD hari ini mulai menjamur perlahan-lahan, berbeda dengan tahun-tahun lalu. Tapi hal ini masih belum seluruh kota menggunakan sistem ini, masih banyak anak yang tidak belajar di PAUD tapi langsung masuk SD atau TK, sebabnya banyak, karena belum ada PAUD di daerahnya atau karena keadaan ekonomi yang minim.
Sedangkan di thailand, sepengetahuan saya jarang sekali ada PAUD, tapi langsung menginjak TK (Anuban), tapi itupun usianya masih sangat kanak-kanak, berbeda dengan usia anak TK di indonesia. Dan jam pelajaran mereka sangat dipaksakan, masa TK masuk jam 08.00 pagi pulang sore, wow, saya sempat kaget, usia dini ya cukup sampai dzhur atau jam 10.00 biar sisa waktunya ia habiskan di rumah bermain, akibatnya mereka kelelahan dan ilmu yang di sekolah tidak diserap dengan baik.

4. Kurikulum yang Konsisten
Kurikulum di negara pendidikan terbaik di dunia ini telah sejak lama mempersiapkan kurikulum mereka. Pendidikan di Finlandia jarang mengganti kurikulum pendidikannya. Mereka terkesan tak mau coba-coba terhadap kurikulum yang baru. Dengan demikian tak akan terjadi kebingungan antara guru dan murid, dan fokus pada tujuan pendidikan tercapai. Bagaimana dengan kurikulum pendidikan di Indonesia ? Semoga menjadi lebih baik.
Nah ini juga, thailand dan indonesia sama saja, keduanya negara yang selalu mengubah kurikulum setiap tahunnya, belum berhasil kurikulum tahun kemarin, tahun ini sudah berganti lagi akibatnya anak kewalahan menerima dan guru pun banyak direpotkan.
Sebaiknya perlu ditiru, cobalah 5 tahun misalnya tidak mengubah kurikulum, hmm, lagi-lagi tugas buat presiden baru nih.
5. Meminimalisir ujian
Pemerintah Finlandia percaya bila ujian banyak itu hanya akan memfokuskan siswa pada nilai sekedar lulus. Pendidikan Finlandia membimbing siswa untuk lebih mandiri, terampil, cerdas, dan kemampuan mencari informasi secara independen. Model pembelajaran di Finlandia mendorong siswa untuk lebih cerdas dan mandiri.
Berbeda sekali dengan di indonesia, justru UN adalah penentu seseorang bisa lulus atau tidak padahal banyak ketidakadilan dalam UN, ah memang harusnya UN dihapuskan saja, gak ada gunanya toh banyak jawaban yang bocor.
Di thailand pun sama ujian sering sekali diadakan, tapi percuma saja, sepengalaman saya, mereka ujian toh pada nyontek, menghafal saja tapi tidak paham.
6. Tak Ada Ranking
Tak ada ranking membuat mental siswa Finlandia kuat. Seolah-olah tak ada diskriminasi, dan di Finlandia tak ada kelas unggulan. Penilaian didasarkan pada bagaimana mereka mengerjakan tugas, dan bukan pada benar atau salahnya jawaban. Penilaian didasarkan pada usaha mereka mengerjakan tugas. Program remedial adalah waktu siswa memperbaiki kesalahannya. Para siswa berusaha untuk membawa sekolah sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Diskrimasi ranking / kelas masih berlaku di indonesia, misalnya image kelas IPA adalah kelas orang-orang pintar, IPS kelas anak-anak nakal, image itu masih berlaku, seharusnya tidak ada perbedaan dalam hal keunggulan, akibatnya yang dianggap pintar dan rangking akan merasa bangga dan selalu berusaha, sementara yang sudah di cap rangking terakhir atau kurang pintar mereka yang sudah putus asa dan pesimis.
Di thailand, saya gak tega menjelaskannya, sepengalaman saya di sekolah yang saya ajar dan berdasarkan info dari para guru, anak-anak pintar dan unggul itu sangat sedikit sekali, mereka lebih banyak yang malas dan kurang pintar, sehingga masuk sekolah tidur, ribut, membuat onar, kabur dan banyak alasan lainnya, untuk itu di thailand pakainya sistem kekerasan dalam mendidik.
7.  Biaya Pendidikan Ditanggung Negara
Biaya pendidikan di Finlandia ditanggung oleh negara. Dengan penduduk hanya 5 juta jiwa pemerintah mampu menanggung biaya pendidikan sebesar 200 ribu euro. Biaya tersebut per siswa hingga menuju perguruan tinggi. Jadi keluarga miskin dan kaya mampu merasakan kesempatan belajar yang sama.
Di indonesia memang ada bantuan untuk anak-anak yang kurang mampu tapi masih banyak sekolah yang mengambil keuntungan sepihak, banyak dana BOS yang diselewengkan, info ini saya dapat dari teman saya yang seorang guru juga, itupun dananya kecil, sementara biaya sekolah semakin hari semakin melangit, apalagi sekolah-sekolah swasta.
Sementara di thailand, yang saya ketahui baru-baru ini, pihak kerajaan memang memberikan bantuan untuk anak yang kurang mampu tapi selepas mereka lulus kuliah dan sudah bekerja mereka wajib mengembalikan uang yang mereka pinjam dari negara, saya sempat heran, ini bantuan atau pinjaman, kerajaan udah kayak rentenir aja. Mungkin hal ini juga yang ditakutkan oleh orangtua siswa, takut tak bisa mengembalikan uang pinjaman kerajaan jadi tidak semua anak bisa sekolah.

Wow, pantas saja kualitas pendidikannya tertinggal, memang berbeda jauh dengan finlandia.. 
Kapan indonesia bisa bagus mutu pendidikannya?
Wahai para guru dan calon guru sungguh-sungguhlah engkau belajar di universitas, sebab kualitas pendidikan negara ada di tangan kalian semua..
Kamu profesinya sekarang apa nay?
Eh, saya?
Iya.
Guru.
MasyaAllah... punya tanggungjawab besar ternyata.




05 September 2014.

Pakpayoon. 

3 komentar:

  1. Assalamualaikum
    mba, kenalkan saya Yena, mahasiswi PG PAUD UPI Kampus Serang, kebetulan saya searching dan membuka link tulisan mba tentang pendidikan thailand ini. Saya sedang menyusun proposal penenlitian untuk pertukaran pelajaran ke Thailand. Semoga mba berkenan membalas krna saya ingin tanya2 sama mba kalo boleh :)

    BalasHapus