Pages

Rabu, 25 Juni 2014

Hari sehat




Swad dee khah.. J
Sport day, yeah hari dimana dalam 1 minggu tidak ada pelajaran dan diisi dengan pertandingan olahraga, kalau di kita bahasanya class meeting gitulah, biasanya setelah semesteran ini justru sebelum semester, terus kalau di kita pembukaan class meeting ya biasa aja, opening ceremony setelah itu langsung pertandingan, yang dilombakan pun macam2 misalnya volley, futsal, badminton, tenis, catur, tarik tambang, trus apa lagi si kok lupa? Ya pokoknya banyaklah, nah kalau disini opening ceremony itu ada semacam parade keliling kampung pakai kostum unik, kostum daerah asal, kostum apa aja yang penting unik dan dandan kayak mau kondangan.
Terus yang dilombakan Cuma volley, futsal, basket, bola tangan (khusus cewek), sama chabon (semacam basket tapi pake keranjang tangan), udah itu aja, dan itu berlangsung selama 4 hari saja, setelah itu weekend panjang.
Nah, yang bikin seru setelah lama gak ikut olahraga kayak tadi itu, hari kemarin saya ikut pertandingan chabon, guru lawan pengurus osis, ya walaupun Cuma jaga gawang, tapi rasanya seneng dan berasa nostalgia waktu masa-masa sekolah. Ingat class meeting saya pasti ikut pertandingan volley, tarik tambang, dan heboh nonton futsal kakak kelas (cieee.. uhuk uhuk), iyah jadi kangen masa sekolah dulu, hehe.
Besok ini udah hari terakhir, sekaligus penutupan sport day, kurang seru si kalau menurut saya, beda sekali kemeriahannya dengan class meeting ala indonesia, terus kalau di kita kan biasanya lawan itu antar kelas, ini gak, ini dibagi jadi 4 warna diantaranya si fa (biru), si deng (merah), si khiau (hijau), si leang (kuning), nah 4 warna itu saling berhadapan dalam pertandingan. Tentu saja lombanya dipisah cowok sama cewek. Terus tiap guru jadi pendamping untuk tiap kelompok. Kebetulan sekali karena saya juga suka merah, saya mendampingi kelompok si deng (merah).  
Yeah, sejauh ini saya kira tanah air memang jauh lebih baik.. hihi.. J



25 Juni 2014

Pakpayoon, Pathalung. 

Rabu, 18 Juni 2014

KDS


Tercengang, kaget sampai ingin meluapkannya lewat airmata, tapi ditahan, ditahan sebisa saya, tidak enak harus bersikap yang berlebihan di situasi yang memang sudah biasa seperti ini. Biasanya saya hanya melihat hal-hal ini terjadi dalam film, kekerasan pada siswa oleh guru-guru di sekolah, dulu ada film judulnya “iam not a stupid” bercerita tentang pendidikan anak dan kekerasan pada anak, dan disini hampir setiap hari saya menyaksikan hal lumrah itu, para siswa dipukul dengan rotan, dengan tangan, dan itu bukan hanya terjadi pada tingkat SMP atau SMA yang secara fisik sudah lebih kuat, tapi hal ini juga terjadi pada siswa TK dan SD bahkan saya sempat tak bisa berkata-kata ketika pertama kali mengajar SD yang pertama kali diberikan oleh guru kelasnya ada kayu panjang, gunanya untuk memukul siswa yang nakal di kelas, setiap guru yang masuk membawa kayu panjang itu, entahlah saya Cuma bisa tercengang dalam hati.
Di upacara bendera yang takzim pun bila siswa bermasalah dipukul oleh kepala sekolah di depan seluruh siswa, dengan rotan kayu dan itu sepertinya sakit sekali, saya tidak bisa membayangkan setelah itu si anak bisa duduk atau tidak di kelas, karena yang dipukul bagian (maaf) “pantat”. Seperti itulah realita disini, meskipun saya diberi rotan kayu panjang itu saya tak pernah berani dan tak pernah ingin melayangkan tangan saya mengasari mereka, apalagi untuk seusia SD dan TK.
Saya bersyukur sekali hidup di negara yang sangat baik dan manis dalam memperlakukan murid, ada guru yang melakukan tindak kekerasan saja sudah jadi tranding topik dimana-mana, belum lagi kak seto muncul di media, kena pasal UUD kekerasan, ah pokoknya banyak sekali akibat yang harus ditanggung. Dan saya sangat bersyukur, karena saya tidak suka dikasari, tidak suka juga kekerasan.
Bersyukurlah hidup di tengah-tengah lingkungan yang memperlakukan kita dengan baik dan sopan, J rindu tanah airku...


18 Juni 2014
Pakpayoon, Pathallung.


Senin, 16 Juni 2014

Animals Phobia


Lagi, untuk kedua kalinya tragedi seperti ini harus terjadi dalam hidup, bersikap memalukan di depan banyak orang hanya karena seekor hewan, yah aku tak suka hewan, apapun, meski beberapa yang dikecualikan tetep aja buatku hewan sesuatu hal yang menakutkan, beberapa menjijikan dan adapula yang menjengkelkan.
Pertama kalinya masih kuingat, saat itu masih duduk di bangku SMP kelas 2 tempatnya di lapangan volley, aku melakukan hal yang paling memalukan, untung saja saat itu usiaku masih kuanggap sangat dini, masih belum seutuhnya dewasa dan puber, saat itu ada seekor ulat bulu menempel di jilbabku dan secara spontan aku melepaskan jilbabku, iyah hal paling memalukan itu kulakukan karena ketakutanku pada ulat, dengan cepat aku berlari begitu saja menuju kelas dan untungnya disana sudah menunggu teman-temanku dengan sigap menutupiku dengan jaket, dan yeah hari itu kuanggap hari sial, dan sejak itu aku sangat phobia pada hewan yang panjang.
Dan malam ini, kejadian memalukan itu terjadi lagi, hanya bedanya ini terjadi saat sholat isya, sholat di asrama bersama para santri, aku berdiri tepat di barisan depan dan tiba-tiba saja ada seekor kucing mendekat, entah kenapa kucing itu sejak sholat akan dimulai pun sudah mendekatiku melulu, sampai akhirnya di raka’at pertama aku menggeser posisi karena si kucing tadi mendekat disampingku, semakin dekat, akhirnya di raka’at kedua ia mengenggam erat mukena dan kakiku, secara spontan aku menjerit dan melompat, dan berlari begitu saja dari jama’ah, biisa dibayangkan bukan pada saat jama’ah selesai sholat semua tertawa terbahak-bahak, apalagi kalau bukan menertawakan ulahku, hanya gara-gara kucing saja berteriak dan membatalkan sholat. Hey, ini bukan soal hanya karena, tapi entahlah dimataku, hewan itu menakutkan, aku benar-benar takut sampai aktivitas sholat pun bisa kubatalkan.
Banyak hal yang kutakutkan, diam-diam begini sebenarnya aku penakut, tapi bukan takut pada hal-hal ghaib, pada gelap, atau apa, tapi takut pada binatang, takut pada hal-hal yang pernah kulakukan namun aku gagal melakukannya, misalnya belajar motor pernah jatuh akhirnya aku takut untuk mencobanya kembali, sampai aku menemukan kembali keberanianku maka sampai mati pun gak akan pernah mau mencoba motor lagi.

Bagaimana besok bertemu santri? Ah pasti mereka akan mengingat momen memalukan itu, seorang guru dari indonesia membatalkan sholat, teriak-teriak dan lari hanya karena seekor kucing, gubrak oh Tuhan semoga ingatan buruk itu tidak terjadi. 



Malam yang kurang beruntung. 
17 juni 2014
Pakpayoon. 

Minggu, 15 Juni 2014

Hal-hal manis di pengasingan


Berawal dari kesukaan yang sedikit menyiksa, aku suka makanan pedas, pokoknya apapun kalau rasanya pedes itu emas segunung pun kalah dilirik deh, jiaah alay beud, hihi... berkali-kali diingatkan juga gak mempan, mau berhenti kalau rasa pedes udah punah di muka bumi, #loh...
Sejak kemarin aku makan selalu pedas, entah bumbunya, entah sayurnya, entah sambelnya, yang jelas setiap menu di hari kemarin itu serba cabe, dan itu gak sekedar hot gitu aja, pake beud sampe makan pun keringatan dan bikin emosi, tapi tetep aja gak mau berhenti.. #dasar susah dibilangin.
Sampe akhirnya malamnya kena dampaknya, akibat menyepelekan, merasa tidak kasihan dengan lambung sendiri, malam pun mulai terasa sakit di perut, mulanya sekali ke kamar mandi, sampai akhirnya 3 kali dan juga tidak bisa tidur, apalagi kalau bukan karena ulah makan pedas yang gak tahu aturan.
Esok paginya, merasa sudah sedikit membaik, akhirnya sarapan pagi dengan bumbu yang lumayanlah untuk lambung, hehe dan masyaAllah akhirnya ke kamar mandi bolak balik sampe 3 kali ujung2nya ngajar pun berhenti, perut sakit banget dan badan jadi lemas, yah ini akibat, ini resiko yang harus aku tanggung. Karena sakit banget ini perut akhirnya aku sempatkan diri ke klinik sekolah, tapi dalam hati pun masih bingung gimana ngomongnya mau minta obat diare.
Benar saja, aku pegang perut dengan wajah meringis, setidaknya isyarat karena penjaga klinik pun tak mengerti bahasa inggris, dia ambil obat di lemari dan diberikanlah aku obat untuk sakit menstruasi. Sudah kuduga pasti dikasihnya ini. Aku bilang bukan, dia ambilkan lagi obat, karena khawatir salah, kubawa obat itu dan bertanya pada salah satu guru yang bisa bahasa melayu, akhirnya guru itu pun mengantarku ke klinik, dan ternyata obat yang kumaksud tidak ada. Apotek jauh, setidaknya untuk berjalan kaki cukup jauh. Dengan baik hatinya penjaga klinik pergi membelikan aku obat ke apotek.


Bukan itu yang penting untuk kusampaikan, tapi ada hal-hal yang terkadang kita lupakan terutama saat kita berada jauh dari keluarga, dari orang-orang dekat, apalagi beda negara, yang harus diingat oleh kita adalah berbuat baik selalu pada orang lain, siapa lagi yang akan membantu kita selain orang yang kita kenal di tempat asing, entah sodara seiman, sodara setanah air, atau sodara yang bisa mengikat hubungan menjadi erat dan akrab.
Itulah bahagianya merantau, akan banyak bertemu orang-orang baik, sesama muslim saling menolong, bertemu orang-orang asing yang mau membantu kita dalam keadaan sulit. Tidak ada keluarga tapi mereka bisa menjadi keluarga baru untuk kita, tidak ada teman, mereka bisa menjadi teman baru untuk kita, sampai akhirnya kita tahu bahwa di belahan dunia manapun ikatan ukhuwah seorang muslim dengan muslim lainnya teramat kuat... seperti sebuah bangunan saling menguatkan satu sama lain...
Pagi yang indah, semoga esok dan seterusnya aku selalu diberikan kesehatan agar bisa selalu berbuat baik untuk orang lain.

17 Juni 2014

Parkpayoon, Patthalung. 

Sabtu, 14 Juni 2014

Gedebug, Oh Mimpi..


Ini bukan mimpi, berkali-kali kutarik kulit pipiku, uh rasanya sakit ternyata, saya ada di negara yang tekenal dengan gajah putih (kok gajah yah -_-), memandang luas di depan mata, jalanan yang selama ini hanya saya lihat di film-film suckseed, top bilionare, first love dan film-film thailand lainnya, hey ini bukan indonesia, ah terserah orang mau bilang norak atau apapun saya tak peduli, saya cuma percaya Allah selalu mendengar mimpi-mimpi hambanya yang mau menyimpan mimpi itu di genggaman.
Saya tak pernah menyangka bisa mengunjungi negara yang ada aktor favorit (mario maurer) salah satu sahabat saya, negara yang filmnya pernah membuat saya menangis bombay setiap kali diputar ulang, little thing a called love, yes that’s right, saya saat ini ada di thailand, negara yang tidak masuk dalam daftar negara yang ingin saya kunjungi tapi justru negara inilah awal saya memulai mimpi. Sama sekali tidak pernah terbersit untuk ke thailand, ya secara ada apa si disana, hoho, muslim minoritas, artis juga yang cakep dikit, tempat pariwisata juga gak begitu terkenal (sok tahu), intinya tidak pernah ada keinginan kesini, but Allah punya rencana lain, setelah selesai sarjana banyak hal yang sudah saya pikirkan, mau ngapain, mau lanjut studi dimana, mau kerja apa dan banyak hal yang akhirnya Allah memberikan titik terang, tiba-tiba saja ada informasi program jadi guru agama Islam di thailand, kalau berminat hari itu juga mengumpulkan berkas dan syarat-syarat lain, awalnya ragu, sebab sudah punya rencana-rencana lain yang tersusun, dan yeah semendadak itu saya harus meninggalkan orang-orang yang sudah begitu dekat, meninggalkan tugas, meninggalkan semuanya yang di indonesia. Apa mungkin?
Tapi entah bisikan darimana, saya mendadak yakin, yakin sekali, hari itu juga saya urus semua berkas yang diperlukan, rasanya lelah sekali, tapi keyakinan itu menguatkan saya, dalam benak saya ada banyak mimpi-mimpi saya yang melambai menunggu bisa saya wujudkan, dan akhirnya sampai juga kaki saya di negara ini, negara yang menjadi awal dari mimpiku selanjutnya, Amin.
Sejak dulu saya bermimpi bisa ke luar negri, itu dimulai sejak saya menyukai novel, terutama yang paling berpengaruh besar pada saat saya membaca novel andrea hirata, keempat novelnya membuat saya bermimpi banyak, bisa ke luar negri, jadi penulis hebat, bisa nerbitkan buku yang memberikan inspirasi, dan mimpi-mimpi lain yang tidak bisa saya sebutkan, hehe.. kemudian mimpi itu semakin diperkuat saat membaca novelnya ahmad fuad, tentang mimpi seorang santri, saya pikir sama kok saya juga dulu santri. And then, banyak hal yang memperkuat mimpi saya, dan yang baru-baru ini berpengaruh saat membaca novelnya hanum rais, 99 cahaya di langit eropa.
Saya Cuma mau bilang buat siapa ajah, khususnya untuk saya pribadi, mimpi itu gratis kok, bermimpilah setinggi mungkin, saya bukan siapa-siapa, saya juga Cuma orang kampung, saya nulis begini mungkin efek norak saya bisa ke luar negri, terserah orang mau bilang apa, saya gak peduli, so bermimpilah, suatu saat Allah pasti akan memeluk mimpimu, entah dengan cara apapun, dari jalan yang tidak kita duga sama sekali... Percaya deh, kuncinya Cuma percaya dan yakin, okeh :-*
Selanjutnya saya bermimpi bisa berkunjung ke negara-negara yang masuk dalam list saya, mana aja? Mau tahu aja deh, hahaha...





Pathalung, Thailand 1 Mei 2014