Pages

Rabu, 16 Juli 2014

Obrolan tengah malam (Part 1)



Malam yang biasa, seperti malam-malam kemarin, kemarinnya, aktivitas yang sama, tidak ada yang khusus, hanya saja hal yang dibicarakan berbeda, tanpa harus bersepakat memulai obrolan, tiba-tiba saja salah seorang teman bercerita. Tentang seseorang yang ia kenal, mengalami kecelakaan, sampai koma dan ternyata ajaib, ia sembuh total. Aku menimpali, menceritakan teman yang kukenal, sama pula mengalami kecelakaan, koma dan ajaib, ia juga sembuh total.
Satu persatu mulai menimpali menceritakan pengalaman yang pernah dialami, tentang keajaiban Tuhan, tentang kematian yang tiba-tiba, tentang tanda-tanda seseorang akan menjemput kematian, malam semakin larut dan pembicaraan terus berlanjut.
Kematian adalah pengingat paling ampuh untuk membuat seseorang sadar, merasai artinya sakit kehilangan, merasai bagaimana nantinya kita pun mengalami hal serupa, mati. Tidak sedikit orang yang hampir di ujung nyawa, keajaiban Tuhan datang padanya, dan kematian membuatnya tertunda. Hanya soal waktu memang, semua akan mengalami.
Jika saja kematian ibarat Rosulullah yang sudah di depan mata bisa melihat indahnya syurga, maka kematian menjadi nikmat paling indah. Tapi rupanya kita bukan Rosulullah, bahkan berandai-andai pun tidak akan pernah membalikan waktu atau membuat yang diinginkan tiba-tiba menjadi nyata, tidak, kita akan mengalami sakit dan takut itu, jika saja ingin mengalami nikmat serupa maka ikutilah Rosulullah.
Jika di ujung nyawa Rosulullah yang dikhawatirkan adalah nasib umatnya, bagaimanalah dengan kita? Bahkan perang di palestine pun, kita tak bisa berbuat apa-apa.
Semoga Tuhan memberi maaf pada orang-orang yang lalai, sepertiku...


0 komentar:

Posting Komentar