Pages

Selasa, 19 Agustus 2014

Hidupmu milikmu nak




Beberapa hari yang lalu saya menelpon orang yang paling saya rindukan, ibu, yah sebab rindu yang sudah menggunung akhirnya saya menelpon beliau. Ibu, tempat saya menceritakan segala hal dalam hidup, tentang hati, tentang kehidupan saya saat ini, apa yang saya rasakan, saya biasa menceritakannya pada ibu, sebab buat saya ibu orang yang paling bisa mengerti walaupun terkadang terlalu cerewet dan banyak melarang, but i know itu pasti untuk kebaikan saya.
Beberapa minggu lalu untuk pertama kalinya saya jatuh sakit di negri antah barantah ini, demam, kepala pusing, batuk dan muntah-muntah, sakit yang sangat jarang saya alami, dan rasanya sangat tidak enak sekali. Sudah sering setiapkali saya jatuh sakit ibu pasti akan rewel melarang makan ini itu dan memanjakan saya, tapi disini, dengan teman-teman yang punya kesibukan akhirnya saya merasa sakit kali ini benar-benar menyedihkan.
Sifat manja saya pun muncul, saya akhirnya bercerita pada ibu bahwa saya sakit tapi hari saat saya menelpon beliau perasaan dan tubuh saya sudah lumayan membaik, dan betul saja ibu pun marah-marah dan menasihati banyak hal, jangan makan pedaslah, jangan makan eslah, padahal makanan pedas dan es adalah makanan yang paling sering saya konsumsi dan saya menyukainya. Dan yeah, sampai hari ini batuk saya tidak juga sembuh, suara semakin hari makin menghilang rasanya sakit sekali tenggorokan, jangan tanya soal obat, sebab obat dari rumah sakit tidak saya minum, hehe..
Tapi yang paling penting bukan itu, ada pesan yang ibu saya sampaikan di sela-sela rewelnya beliau menasihati anak gadisnya yang super keras kepala ini. Begini kata-kata beliau yang sudah saya modifikasi sedikit sebab ibu saya menyampaikan dengan bahasa asal saya, sunda, jadi yah saya khawatir tidak dimengerti, hehe..
Neng, sekarang ini neng bukan anak kecil lagi, jarak juga bukan seperti jogja-bogor kayak dulu, hidup di negri orang jangan pikir enak-enaknya aja, banyak hal yang bisa membuat neng jadi lebih dewasa dan mandiri kalau neng mau belajar.
Kalau kangen rumah jangan cengeng nangis-nangis segala, udah tahu jauh dari negri sendiri belajarlah jaga kesehatan biar gak sakit, kalau sakit ya resiko gak ada yang urus, semakin besar usia seseorang dia sudah harus bertanggungjawab pada dirinya sendiri, ngurus diri sendiri, sebab hidupmu adalah milikmu neng, orangtua, umi cuma mengantarkan kamu dan didik kamu sampai kamu jadi orang yang paham arti tanggungjawab hidup.
Saya pun heran kok malam itu ibu saya sangat bijak sekali, entahlah apa sebab anaknya semakin besar dan usia ibu saya pun semakin menua dan matang atau apalah saya tidak tahu, tapi yang jelas kata-kata beliau terngiang-ngiang terus dalam pikiran saya, sebab hari ini saya masih jadi anak yang tidak bertanggungjawab pada dirinya sendiri.
Umi, saya masih harus belajar, terimakasih untuk nasihatnya..
Umi, tunggu oktober ya, iam coming, :-*




Pakpayoon, 19 Agustus 2014

Minggu, 17 Agustus 2014

Obrolan Tengah Malam (2).



Dalam 2 hari ini sudah 2 orang yang bercerita pada saya dengan jenis masalah yang sama, entah sepertinya hari ini masalah anak muda sama yah, saya pun ikut gigit jari sebab kok rasanya sama pula dengan apa yang saya rasakan hari ini, dua orang ini adalah teman baik saya, keduanya laki-laki yang sudah usia cukup, artinya cukup untuk menikah, dan itulah masalahnya, mereka tidak bisa menikah dengan cepat seperti yang mereka harapkan tersebab pihak keluarga, yah lagi-lagi pihak keluarga.
Menikah memang bukan persoalan yang mudah, bukan Cuma dua kepala yang bersatu tapi menyatukan dua keluarga, kalau salah satu pihak belum deal ya pernikahan tidak akan pernah terjadi, terlepas dari nikah lari atau apapun itu, tapi ajaran Islam sangatlah sempurna, sebelum menikah mintalah ridho orangtua, kalau orangtua ridho Allah pasti ridho, kalau belum ridho ya jangan dipaksakan, solusinya dengan mengulur waktu, menunggu sampai salah satu pihak merasa siap dan mau menerima atau memang jawaban paling sial adalah bukan jodoh.
Jodoh adalah misteri, sudah sering saya bilang berkali-kali, sekeras apapun usaha kita untuk mendapatkannya kalau orangtua apalagi Allah belum ridho ya sudah, mungkin memang bukan jodoh. Sebab pernikahan bukankah ibadah yang dipaksakan, ia terjadi atas kesepakatan.
Akhirnya saya cuma bisa bilang pada kedua teman baik saya tadi (walaupun saya juga sangat miris), sudahlah hari ini kita pasrahkan saja semua urusan hati dan perasaan pada Dia, sebab Dia yang paling berkuasa, kita sudah usaha, maka do’a adalah satu-satunya pegangan yang kita punya. Kalau yang kita harapkan adalah orang yang baik Allah pasti kasih, kalau tidak berarti hanya ada dua kemungkinan, dia bukan yang terbaik untuk kita atau dia terlalu baik dan kita tak pantas untuknya.
So, di hari merdeka ini kita harus bebas dari penjajahan jenis apapun termasuk penjajahan yang sering membuat galau hati kita, sementara kalau sering-sering galau sudah tua bisa alzheimer, nah loh.. hahaha






17 Agustus 2014
Tidak lain, inilah nasihat untuk saya sendiri, hahaha...

Aduh miriska betul diriku. 

Menulislah, sebab menulis membuatmu merdeka



Merdeka, Merdeka, Merdeka.. !!!!
69 Tahun yang lalu para pejuang kemerdekaan bersusah payah mengorbankan segala miliknya demi tercapainya kemerdekaan, akhirnya kita merdeka, bendera merah putih karya fenomenal ibu fatmawati sudah dikibarkan, berita kemerdekaan pun disebarluaskan melalui radio dan surat kabar yang ada, akhirnya, yah akhirnya kita merdeka dari penjajahan secara fisik.
Hari ini, di tahun yang penuh kemelut, kemelut yang tidak ada akhirnya, sengketa pilpres, HAM, hukum, keadilan, ekonomi, pendidikan, sampai yang terbaru tentang kelompok yang menamakan dirinya ISIS, hari ini perjuangan amat berat tapi orang-orang yang peduli dan mau mengorbankan segala miliknya sudah sangat langka, tidak ada pejabat yang diasingkan, tidak ada pejabat yang di bunuh di lubang buaya, tidak ada yang sampai berdarah-darah untuk memperjuangankan itu semua di hari ini, yang ada pejabat yang perutnya makin hari makin besar, yang hartanya makin hari makin bertambah.
Merdeka artinya bebas, tidak ada lagi kekang mengekang, jajah menjajah dalam semua aspek, okelah fisik hari ini memang kita merdeka sebab kita tidak melalui hari yang penuh perjuangan menyelamatkan nyawa seperti saudara kita di palestina, bagaimana dengan pola pikir, kehidupan, dan aspek lainnya?
Saya juga memang tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk melepas penjajahan macam itu, saya Cuma seorang gadis biasa yang terlalu banyak impian, tidak banyak gebrakan atau ide brilian yang bisa saya temukan, tapi saya berusaha menulis, sebab bagi saya menulis adalah kemerdekaan dalam bentuk lain, dengan menulis semua gelisah dan resah dalam pikiran saya tertuang semua, walaupun adakalanya isi kepala tidak bisa ditumpahkan semua, sebab kebanyakan memang sampah tidak berguna, tapi sekali lagi bagi saya menulis adalah salah satu bentuk kemerdekaan yang bisa dilakukan semua orang. Setidaknya ada yang bisa saya lakukan meskipun terdengar biasa-biasa saja di 69 tahun kemerdekaan negri kita ini.
Sebab itu menulislah, melakukan apapun yang kamu suka yang membuatmu bisa bebas, bisa merdeka, jangan biarkan diri kita terkekang dengan banyak pikiran dan resah yang menggunung, negara ini sudah cukup sulit dan rumit dengan masalahnya, jadi bertingkahlah kita dengan baik untuk mengurangi warga negara yang terlihat tidak berguna, hahaha...
Apapun yang kau mau, merdekakan dirimu...



17 Agustus 2014

Merayakan kemerdekaan di ruang kecil sendirian.. 

Sabtu, 16 Agustus 2014

Hal-hal yang dilupakan pasca wisuda



Suatu momen dimana kamu merasa beban kuliahmu selama 4 tahun terlewat sudah, kurasa itulah yang pada umumnya membuat orang-orang bahagia diwisuda, walaupun sejatinya lepas beban itu buatku pribadi adalah ketika selepas sidang skripsi dan setelah disahkan lulus oleh penguji sidang, walaupun hasil yang dibuahkan masih kurang tapi saat itulah aku merasa 4 tahun kuliah berakhir begitu saja dengan diputuskannya oleh penguji sidang skripsi.
Mengapa orang-orang mengharuskan diri diwisuda, padahal tidak ada kewajiban khusus dari pihak kampus terserah mau wisuda atau tidak, tak masalah, yang terpenting gelar sudah diraih dan ya seperti itulah berjalan, berbahagia di hari wisuda, seolah-olah hari itu sudah puncak kebahagiaan dari belajar 4 tahun.
Kita lupa, kebanyakan orang-orang lupa, mengabaikan dan seolah tidak ingin tahu selepas itu banyak bahkan beban hidup bertambah rumit dan berat, harus mencari kerja, dan mencari pekerjaan itu tidak semudah membalik telapak tangan, indonesia bahkan termasuk negara yang memiliki jumlah pengangguran terbanyak, padahal setiap tahun dari satu perguruan saja bisa ribuan orang yang diwisuda, nah itulah, beban selepas wisuda justru lebih rumit, bukan hanya kesenangan saja.
Selain itu, kita juga lupa, kebanyakan orang lupa masih punya tanggungjawab yang besar pada masyarakat untuk membagikan ilmunya, mengajarkan ilmu yang sudah kita dapat selama 4 tahun di bangku kuliah, selepas wisuda masyarakat sudah menunggu kiprah kita, bukankah kita ini khalifah fil ardl sekaligus juga punya kewajiban mengajak orang berbuat baik, salah satu caranya adalah berdakwah melalui ilmu yang kita pelajari selama 4 tahun entah sains, bahasa, budaya, obat-obatan, kesehatan semuanya tetap punya kewajiban untuk berdakwah dan membagikan ilmunya pada masyarakat.
So, jangan merasa bahagia dulu, boleh dong bahagia tapi jangan melupakan ada banyak tugas, ada banyak hal yang sudah menunggu, ada banyak PR yang harus kita kerjakan, berbahagialah sewajarnya saja, seperti halnya ketika kita mengalami kesedihan, sewajarnya saja.
And then, selamat wisuda untuk sahabat-sahabat seperjuanganku, semoga ilmunya bermanfaat, berkah, dan tidak melupakan tugas kita setelah wisuda...
Congratulation, :-D




Salam hangat.
16 Agustus 2014

Membuat saya jadi mengingat kembali wisuda maret kemarin, J

Kamis, 14 Agustus 2014

Orang paling berjasa setelah orangtua




Sosok yang paling berjasa dalam hidup kita tentunya setelah orangtua adalah guru, orang yang banyak merelakan waktu untuk membimbing, mendidik dan membagi ilmunya pada banyak orang, hingga suatu hari orang-orang menjadi hebat, berkat sosoknya.
Ketika saya sekolah dulu saya pernah mengalami situasi dimana saya tidak suka pada guru tertentu, mengabaikan guru tertentu, terkadang tidak memperhatikan, artinya selama sekolah pun tidak sepenuhnya saya bisa menjadi anak baik sebagai siswa, ada saja tingkah yang memang membuat guru jadi jengkel, dan itu saya sesali hari ini sebab menjadi guru tenyata berat.
Iya berat, apalagi jika kondisi yang tidak mendukung, menjadi guru di negri orang dengan bahasa yang berbeda, budaya yang berbeda, model pendidikan di sekolah berbeda, sehingga membuat saya harus banyak menyesuaikan diri dan berusaha bisa lebih bersabar menghadapi siswa.
Saat ini saya mengalaminya pak dan bu guru, saya jadi guru seperti kalian dulu mengajari saya, saya abaikan, dan hari ini pun beberapa murid mengabaikan saya, saya dulu tidak suka pada guru tertentu, hari ini saya pun merasakan ketidaksukaan beberapa murid pada saya terutama murid yang nakalnya sudah kelewatan.
Karma memang berlaku, untung saja hanya sebatas itu, saya masih bisa sabar menghadapi hal-hal seperti itu, tidak ada yang berlebihan misalnya melempari saya binatangkah, kotoran atau bertingkah yang membuat saya menyerah menjadi guru. Tapi jadi guru memang berat, hal-hal yang biasa saya lakukan dan saya anggap itu sudah kesukaan saya sejak dulu dan ternyata disini dianggap kurang baik maka saya harus mengalah, sebab ternyata tingkah saya menjadi sorotan para siswa, saya lupa bahwa guru adalah teladan, ia harus memiliki akhlak yang baik sebab siswa akan selalu menilai gerak gerik kita dimanapun, sebab saya sudah merasakannya.
Jadi guru memang berat, sebab saya tahu diri saya masih jauh sekali dari baik, banyak hal yang saya mulai belajar sejak hari ini, dan akhirnya saya tahu rasanya berlelah-lelah dan bersabar-sabar seperti guru-guru yang pernah mengajari saya.
Bagaimana menghadapi murid yang nakal, yang tidak suka memperhatikan, datang selalu telat, di kelas banyak tingkah, malas menulis, selalu lupa membawa buku, nilai ujian kecil, dan banyak lainnya, saya mulai belajar bagaimana bisa sehebat guru-guru saya dulu saat murid sudah mulai kepayahan untuk mendapatkan ilmu tapi guru tidak pernah menyerah, ia harus selalu mentransfer energi positif pada murid agar murid selalu bersemangat dalam belajar. Saya masih belajar itu.
Untuk semua sosok yang pernah ada dalam hidup saya, yang pernah menjadi guru dan mengajari saya kebaikan dan ilmu, terimakasih yang banyak, semoga Allah membalas berkali lipat pahala untuk kalian semua...
Dan mulai hari ini, saya ingin belajar menjadi sehebat kalian.



14 Agustus 2014
Pakpayoon.


Selasa, 12 Agustus 2014

10 hal yang akan/ingin kulakukan saat aku pulang ke Indonesia



Bagaimanapun juga, serumit dan sebanyak apapun masalah yang melanda negriku, tetap saja banyak hal yang kurindukan disana, orang-orangnya, tempat-tempatnya, makanannya, dan semuanya. Selama hampir kurang lebih 4 bulan tinggal di negri orang, sudah sepersekian waktu yang kuhabiskan hanya untuk berimajinasi tentang banyak hal di indonesia, ya seperti itulah, indonesia memang negri yang pantas untuk dirindukan.
Bila nanti aku pulang, kemungkinan sebentar lagi memang akan pulang, nah ada 10 hal yang ingin kulakukan saat aku pulang ke Indonesia.

1.     >> Kumpul bersama keluarga dan foto bareng
Jelas, ini nomor satu yang akan kulakukan dan pasti dilakukan, sebab kepada keluargalah tempat kembali pulang. Sudah rindu dengan umi, kedua adik manisku, nenek kakek dan semua tentang mereka. Dan pengen selfie sekeluarga, kayaknya dikit banget foto bareng keluarga.

2.    >> Selfie sama Umi
Hampir 23 tahun aku hidup kok rasanya dikit banget foto-fotoku bareng umi, nah saat aku pulang nanti aku pengen selfie sebanyak-banyaknya sama umi, masa sama orang lain aja banyak foto sama ibu sendiri gak ada.

3.    >> Hangout sama adek cowok.
Tahu gak? Aku punya adik laki-laki yang sekarang sudah kuliah semester 1, kebetulan juga kita udah lama gak ketemu, saat aku pulang nanti aku pengen jalan bareng dia seharian, belanja, makan, selfie dan saling bercerita, asiiik. :-P

4.   >>  Ke toko buku
Jelas dong, aku pasti akan pergi ke toko buku beli novel yang banyak dan komik conan, kangen banget baca novel sama komik conan, terus pulangnya mampir makan es krim, aduhai indahnya hidup, hhaha.

5.    >> Makan makanan yang wajib
Apa aja si makanan yang wajib kumakan saat aku pulang nanti, banyak si tapi diantaranya : mie ayam, bakso, es teh, soto bogor, siomay, batagor, mpek-mpek, pecel lele, mendoan tempe, angkringan, bakwan kawi dan ayam bakar paman. Hahaha, banyak amat ya, tapi ya emang itu si makanan yang dikangenin.

6.     >>Mengunjungi kota kenangan ; Yogyakarta.
Kota kenangan, tempat yang tidak bisa dilupakan, aku pasti akan menyempatkan waktu pergi kesana, mengunjungi tempat-tempat yang sudah kulewati selama 4 tahun disana, bertemu orang-orang yang masih ada disana dan mengurai kenangan-kenangan bersamanya.

7.     >>Kumpul bareng geng zaman SMA doeloe.
Kangen sama mereka semua, nurul, nana, cici, ridwan, pengen nongkrong dan jalan bareng mereka. aku pasti akan menyempatkan waktu bertemu mereka. harus, J

8.    >> Shopping sama adek cewekku.
I have a sister, nah kalau pulang nanti boleh dong kita berdua shopping bareng, makan bareng, mengunjungi dia di asramanya. Duh berasa udah tua banget deh kalau nganter adek ke asrama.. but, yeah aku memang jarang juga si jalan bareng dia.

9   >>Beli oleh-oleh
Nah, ini penting juga nih, beli oleh-oleh buat balik lagi ke negri orang, pastinya akan banyak sekali titipan, OMG.

1 >>Pengen ketemu seseorang.
Kalau bisa, kalau enggak ya sudahlah, ;(



Prepare, welcome to my country.. hihihi :-*

Pakpayoon.

12 Agustus 2014

Senin, 11 Agustus 2014

Cinta itu sederhana



Seorang teman beberapa hari ini dilanda gelisah dan galau, teriak-teriak tidak jelas, memperbesar volume lagu, diam-diam menangis di tengah malam, yang dilihat setiap detiknya adalah hp, ya sebab dia galau karena kekasihnya yang tak juga memberi kabar.
Jatuh cinta seringkali membuat kita dirundung duka, bukan sebab cinta, tapi sebab perasaan kita yang terkadang terlalu rumit, beberapa hari tidak dikabari setengah mati gelisahnya, ada hal-hal yang bagi perempuan itu sangat penting tapi justru laki-laki sering menganggap remeh.
Ketika suatu kali aku bertanya kenapa harus marah dan sedih saat pasanganmu tidak memberi kabar?
Dan jawaban yang sudah kuduga pun terlontar.
Takut dia kenapa-napa.
Takut dia selingkuh.
Emang apa susahnya si ngasih kabar.
Jatuh cinta kenapa harus serumit itu, mencintai itu sederhana, kalau terlalu sering merasa sakit dengannya bisa jadi itu bukan cinta, mungkin hanya hasrat ingin memiliki, hasrat ingin diperhatikan dan hasrat sebagai pelarian. Sebab pernah suatu kali juga aku bertanya pada salah seorang teman.
Kenapa harus punya pacar?
Ya gpp biar ada yang memperhatikan.
Biar ada tempat untuk curhat dan bercerita.
Aku Cuma bisa tersenyum mendengar jawaban-jawabannya, ya memang perasaan terkadang bisa menjadi rumit. Aku pun tahu rasanya seperti apa.
Sebab itu, Jika jatuh cinta membuatmu merasa begitu rumit, tidak tahu arahnya dan hanya memperburukmu, cobalah kamu bertanya lagi siapa tahu itu bukan cinta, maka cepat-cepat tinggalkan.
Cinta itu sederhana.


Pakpayoon.
11 Agustus 2014