Pendidikan adalah faktor penentu kualitas suatu negara,
bahkan menuntut ilmu adalah sabda Nabi yang diwajibkan untuk semua umat muslim,
sebab itu kualitas pendidikan di suatu negara menjadi faktor utama untuk
perubahan dan pengembangan negara yang bersangkutan, kalau kualitas pendidikan
bagus sudah pasti negaranya akan maju dan berkembang. Kalau kualitas pendidikan
tertinggal, maka negaranya pun akan tertinggal.
Saya tertarik dengan 3 negara ini, finlandia, thailand
dan indonesia, sebab finlandia adalah negara dengan mutu kualitas pendidikan
paling bagus, thailand adalah negara dimana saat ini saya tinggal dan mengajar,
dan indonesia, yeah tentu saja sebab indonesia adalah kewarganegaraan saya. Sekedar
ingin membandingkan saja kenapa 3 negara ini memiliki kualitas pendidikan yang
berbeda, dan thailand adalah di posisi yang terakhir. Meskipun belum sebagus
jepang atau finlandia, indonesia masih jauh lebih bagus dari thailand.
Dilansir dari harian online, ada 7 kebijakan tentang
pendidikan di finlandia yang dianggap terbaik.
1. Seleksi Guru Yang Ketat
Di negara Finlandia guru adalah
profesi terhormat dan membanggakan. Guru adalah profesi yang diidamkan oleh
para pemuda. Seleksi untuk mengajar di suatu sekolah sangat ketat. Calon guru
dengan ijazah S-1 hanya 5% yang diterima dan calon guru dengan ijazah S-2 20%
diterima. Dengan seleksi guru yang ketat, terjadilah guru-guru berkualitas.
Dengan guru yang berkualitas maka akan tercipta pulalah pendidikan yang
berkualitas.
Di indonesia
penerimaan guru secara ketat sudah mulai digalakkan di beberapa kota, tapi di
daerah-daerah yang memang minim kuantitas guru yang dipakai ya prinsip
seadanya, satu guru mengajar banyak pelajaran, sebab guru yang ada hanya
sedikit. Misalnya di kampung-kampung terpencil, di kampung saya sekalipun masih
memakai prinsip seadanya tadi, jadi kebijakan seperti ini belum menyeluruh. Penerimaan
cpns pun setiap tahunnya semakin diperketat, hanya yang dari keguruan saja yang
bisa jadi guru, bahkan baru-baru ini ada wacana guru SD yang bukan dari
pendidikan guru pun tak boleh jadi guru SD lagi. Maka pendidikan guru hari ini
di universitas menjadi tujuan jurusan paling diminati.
Sementara di sekolah-sekolah
swasta, misalnya sekolah Muhammadiyah di beberapa kota misalnya di jogja penerimaan
guru secara ketat sudah sejak lama digalakkan, tapi di kota-kota yang anggota
muhammadiyahnya dan kualitas keilmuannya minim maka penerimaan agak longgar,
yang penting ada.
Selanjutnya di
thailand, saya masih tidak terlalu tahu seperti apa model penerimaan guru, apalagi
sekolah yang dibawah naungan kerajaan, tapi kalau sekolah milik pribadi seperti
sekolah yang hari ini saya mengajar penerimaan guru didominasi oleh keluarga,
yah karena sekolah milik keluarga jadi gurunya pun hampir semua adalah pihak
keluarga. Yah mungkin karena itulah negara thailand cukup jauh tertinggal dari
negara-negara ASEAN lainnya. Seperti sistem kerajaan yang turun pada anak dan
keturunan tidak peduli anak dan keturunannya kualitas keilmuannya bagus atau
tidak.
2. Gaji Tinggi
Taukah anda berapa gaji guru di Finlandia ? Gaji guru di
Finlandia adalah 40 juta perbulan. Hal tersebut mengantarkan gaji guru
tertinggi ke-5 di dunia. Sebelum menjadi guru tentunya
mereka harus masuk pada fakultas keguruan terlebih dahulu. Di Finlandia untuk
masuk ke fakultas keguruan lebih sulit dibandingkan dengan masuk ke fakultas
kedokteran.
Ckckck, indonesia masih jauh banget untuk soal yang satu
ini, walaupun sudah mulai membaik dengan ada tunjangan guru tapi menurut salah
seorang guru di suatu sekolah yang pernah saya tanyakan tunjangan guru juga
syaratnya banyak, ribet, dan banyak guru yang memanipulasi syarat-syarat
tersebut demi mendapat tunjangan, bagaimana dengan guru-guru di sekolah yang
wilayahnya terpencil? Mereka lebih banyak mengandalkan keikhlasan. Harusnya ini
jadi tugas yang penting buat presiden baru yah, hmm.
Selanjutnya di thailand, pernah saya tanya pada guru yang
mengajar, kalau sekolah yang dibawah naungan kerajaan gajinya memang besar,
tapi kalau sekolah milik pribadi ya seadanya, kecuali untuk guru-guru dari luar
negri, karena tahun ini banyak sekali guru dari luar thailand yang diminta
mengajar di sekolah-sekolah thailand, khususnya sekolah yang milik pribadi.
Otoritas pendidikan di Finlandia
mempercayai 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita, sehingga masa ini
menjadi strategis untuk mengoptimalkan kerja otak. Finlandia terus
mempersiapkan pendidikan anak untuk lebih baik. Pendidikan Anak Usia Dini adalah
titik berat pendidikan di Finlandia. Mulai ajak Anak Anda ke PAUD.
Indonesia pun
sudah menggalakkan pendidikan usia dini, makanya PAUD hari ini mulai menjamur
perlahan-lahan, berbeda dengan tahun-tahun lalu. Tapi hal ini masih belum
seluruh kota menggunakan sistem ini, masih banyak anak yang tidak belajar di
PAUD tapi langsung masuk SD atau TK, sebabnya banyak, karena belum ada PAUD di
daerahnya atau karena keadaan ekonomi yang minim.
Sedangkan di
thailand, sepengetahuan saya jarang sekali ada PAUD, tapi langsung menginjak TK
(Anuban), tapi itupun usianya masih sangat kanak-kanak, berbeda dengan usia
anak TK di indonesia. Dan jam pelajaran mereka sangat dipaksakan, masa TK masuk
jam 08.00 pagi pulang sore, wow, saya sempat kaget, usia dini ya cukup sampai
dzhur atau jam 10.00 biar sisa waktunya ia habiskan di rumah bermain, akibatnya
mereka kelelahan dan ilmu yang di sekolah tidak diserap dengan baik.
4. Kurikulum yang Konsisten
Kurikulum di negara pendidikan
terbaik di dunia ini telah sejak lama mempersiapkan kurikulum mereka.
Pendidikan di Finlandia jarang mengganti kurikulum pendidikannya. Mereka
terkesan tak mau coba-coba terhadap kurikulum yang baru. Dengan demikian tak
akan terjadi kebingungan antara guru dan murid, dan fokus pada tujuan
pendidikan tercapai. Bagaimana dengan kurikulum pendidikan di Indonesia ?
Semoga menjadi lebih baik.
Nah ini juga,
thailand dan indonesia sama saja, keduanya negara yang selalu mengubah
kurikulum setiap tahunnya, belum berhasil kurikulum tahun kemarin, tahun ini
sudah berganti lagi akibatnya anak kewalahan menerima dan guru pun banyak
direpotkan.
Sebaiknya perlu
ditiru, cobalah 5 tahun misalnya tidak mengubah kurikulum, hmm, lagi-lagi tugas
buat presiden baru nih.
5. Meminimalisir ujian
Pemerintah Finlandia percaya bila
ujian banyak itu hanya akan memfokuskan siswa pada nilai sekedar lulus.
Pendidikan Finlandia membimbing siswa untuk lebih mandiri, terampil, cerdas,
dan kemampuan mencari informasi secara independen. Model pembelajaran di
Finlandia mendorong siswa untuk lebih cerdas dan mandiri.
Berbeda sekali
dengan di indonesia, justru UN adalah penentu seseorang bisa lulus atau tidak
padahal banyak ketidakadilan dalam UN, ah memang harusnya UN dihapuskan saja,
gak ada gunanya toh banyak jawaban yang bocor.
Di thailand pun
sama ujian sering sekali diadakan, tapi percuma saja, sepengalaman saya, mereka
ujian toh pada nyontek, menghafal saja tapi tidak paham.
6. Tak Ada Ranking
Tak ada ranking membuat mental siswa
Finlandia kuat. Seolah-olah tak ada diskriminasi, dan di Finlandia tak ada
kelas unggulan. Penilaian didasarkan pada bagaimana mereka mengerjakan tugas,
dan bukan pada benar atau salahnya jawaban. Penilaian didasarkan pada usaha
mereka mengerjakan tugas. Program remedial adalah waktu siswa memperbaiki
kesalahannya. Para siswa berusaha untuk membawa sekolah sebagai kegiatan yang
menyenangkan.
Diskrimasi
ranking / kelas masih berlaku di indonesia, misalnya image kelas IPA adalah
kelas orang-orang pintar, IPS kelas anak-anak nakal, image itu masih berlaku,
seharusnya tidak ada perbedaan dalam hal keunggulan, akibatnya yang dianggap
pintar dan rangking akan merasa bangga dan selalu berusaha, sementara yang
sudah di cap rangking terakhir atau kurang pintar mereka yang sudah putus asa
dan pesimis.
Di thailand,
saya gak tega menjelaskannya, sepengalaman saya di sekolah yang saya ajar dan
berdasarkan info dari para guru, anak-anak pintar dan unggul itu sangat sedikit
sekali, mereka lebih banyak yang malas dan kurang pintar, sehingga masuk
sekolah tidur, ribut, membuat onar, kabur dan banyak alasan lainnya, untuk itu
di thailand pakainya sistem kekerasan dalam mendidik.
7. Biaya Pendidikan Ditanggung
Negara
Biaya pendidikan di Finlandia ditanggung
oleh negara. Dengan penduduk hanya 5 juta jiwa pemerintah mampu menanggung
biaya pendidikan sebesar 200 ribu euro. Biaya tersebut per siswa hingga menuju
perguruan tinggi. Jadi keluarga miskin dan kaya mampu merasakan kesempatan
belajar yang sama.
Di indonesia memang ada bantuan untuk anak-anak yang
kurang mampu tapi masih banyak sekolah yang mengambil keuntungan sepihak,
banyak dana BOS yang diselewengkan, info ini saya dapat dari teman saya yang seorang
guru juga, itupun dananya kecil, sementara biaya sekolah semakin hari semakin
melangit, apalagi sekolah-sekolah swasta.
Sementara di thailand, yang saya ketahui baru-baru ini, pihak kerajaan
memang memberikan bantuan untuk anak yang kurang mampu tapi selepas mereka
lulus kuliah dan sudah bekerja mereka wajib mengembalikan uang yang mereka
pinjam dari negara, saya sempat heran, ini bantuan atau pinjaman, kerajaan udah
kayak rentenir aja. Mungkin hal ini juga yang ditakutkan oleh orangtua siswa,
takut tak bisa mengembalikan uang pinjaman kerajaan jadi tidak semua anak bisa
sekolah.
Wow, pantas saja kualitas pendidikannya tertinggal, memang berbeda jauh
dengan finlandia..
Kapan indonesia bisa bagus mutu pendidikannya?
Wahai para guru dan calon guru sungguh-sungguhlah engkau belajar di
universitas, sebab kualitas pendidikan negara ada di tangan kalian semua..
Kamu profesinya sekarang apa nay?
Eh, saya?
Iya.
Guru.
MasyaAllah... punya tanggungjawab besar ternyata.
05 September 2014.
Pakpayoon.