Sosok yang paling berjasa
dalam hidup kita tentunya setelah orangtua adalah guru, orang yang banyak
merelakan waktu untuk membimbing, mendidik dan membagi ilmunya pada banyak
orang, hingga suatu hari orang-orang menjadi hebat, berkat sosoknya.
Ketika saya sekolah dulu
saya pernah mengalami situasi dimana saya tidak suka pada guru tertentu,
mengabaikan guru tertentu, terkadang tidak memperhatikan, artinya selama
sekolah pun tidak sepenuhnya saya bisa menjadi anak baik sebagai siswa, ada
saja tingkah yang memang membuat guru jadi jengkel, dan itu saya sesali hari
ini sebab menjadi guru tenyata berat.
Iya berat, apalagi jika
kondisi yang tidak mendukung, menjadi guru di negri orang dengan bahasa yang
berbeda, budaya yang berbeda, model pendidikan di sekolah berbeda, sehingga
membuat saya harus banyak menyesuaikan diri dan berusaha bisa lebih bersabar
menghadapi siswa.
Saat ini saya mengalaminya
pak dan bu guru, saya jadi guru seperti kalian dulu mengajari saya, saya
abaikan, dan hari ini pun beberapa murid mengabaikan saya, saya dulu tidak suka
pada guru tertentu, hari ini saya pun merasakan ketidaksukaan beberapa murid
pada saya terutama murid yang nakalnya sudah kelewatan.
Karma memang berlaku, untung
saja hanya sebatas itu, saya masih bisa sabar menghadapi hal-hal seperti itu,
tidak ada yang berlebihan misalnya melempari saya binatangkah, kotoran atau
bertingkah yang membuat saya menyerah menjadi guru. Tapi jadi guru memang
berat, hal-hal yang biasa saya lakukan dan saya anggap itu sudah kesukaan saya
sejak dulu dan ternyata disini dianggap kurang baik maka saya harus mengalah,
sebab ternyata tingkah saya menjadi sorotan para siswa, saya lupa bahwa guru
adalah teladan, ia harus memiliki akhlak yang baik sebab siswa akan selalu
menilai gerak gerik kita dimanapun, sebab saya sudah merasakannya.
Jadi guru memang berat,
sebab saya tahu diri saya masih jauh sekali dari baik, banyak hal yang saya
mulai belajar sejak hari ini, dan akhirnya saya tahu rasanya berlelah-lelah dan
bersabar-sabar seperti guru-guru yang pernah mengajari saya.
Bagaimana menghadapi murid
yang nakal, yang tidak suka memperhatikan, datang selalu telat, di kelas banyak
tingkah, malas menulis, selalu lupa membawa buku, nilai ujian kecil, dan banyak
lainnya, saya mulai belajar bagaimana bisa sehebat guru-guru saya dulu saat
murid sudah mulai kepayahan untuk mendapatkan ilmu tapi guru tidak pernah
menyerah, ia harus selalu mentransfer energi positif pada murid agar murid
selalu bersemangat dalam belajar. Saya masih belajar itu.
Untuk semua sosok yang
pernah ada dalam hidup saya, yang pernah menjadi guru dan mengajari saya
kebaikan dan ilmu, terimakasih yang banyak, semoga Allah membalas berkali lipat
pahala untuk kalian semua...
Dan mulai hari ini, saya
ingin belajar menjadi sehebat kalian.
14 Agustus 2014
Pakpayoon.
Artikel nya sangat menarik dan berjasa.!
BalasHapusKunjungi juga : Obat Impetigo Untuk Balita