Beberapa hari ini hari yang
cukup berat kulewati, mulai dari menyimpan rindu pada rumah dan ingin cepat
menangis di pangkuan ibu, menyimpan rindu pada seseorang yang belum waktunya
untuk kurindukan dan aku tak bisa berbuat apa-apa sampai puncaknya hari ini,
mengajar di kelas yang anak-anaknya tidak punya moral dan tidak tahu sopan
santun.
Bayangkan, masuk kelas isinya
kelas cewek semua, ada yang sedang asik dandan, sedang menyisir rambut
temannya, sedang pakai lipstik di bibir, sedang membuka jilbab untuk diperbaiki
lebih rapih, sedang mengangkat kaki ke atas meja, tak ada satupun yang sedang
menyentuh buku. Saya masuk dan mengucapkan salam, dan tak ada satupun yang
menjawab, saya masih berbaik sangka mungkin suara saya kecil sebab suara mereka
bersahutan keras sekali memenuhi ruangan, saya mengulang salam masih tak ada
satupun yang menjawab, saya mengetuk meja, mereka Cuma melihat sebentar setelah
itu kembali ke kesibukan masing-masing, saya mendekati mereka satu persatu
untuk bersiap memulai materi dan membuka buku, mereka Cuma tersenyum acuh, yeah
Cuma senyum acuh, akhirnya saya berteriak dan memang mereka sempat diam
sebentar, betul-betul diam, tak ada yang bicara, lalu saya mengabsen anak satu
persatu dan gila sumpah, mereka kembali lagi sibuk dengan duniannya tanpa
memperdulikan ada orang di depan kelas yang sedang berteriak dan mengeja nama
mereka satu persatu, setelah selesai mengabsen saya menanyakan tugas yang 1
minggu lalu saya beri dan oh Tuhan, tak ada satupun yang mengerjakan, detik itu
juga saya tak tahan lagi, saya keluar kelas dan menangis, ya Allah seburuk
inikah moral mereka, tidak tahu sopan santun dan tidak tahu adab, atau saya
yang salah. Dan mereka justru girang sebab saya keluar dan tak ada pelajaran.
Saya mencoba menghibur diri
mungkin ini sebab mood saya yang cukup buruk jadi saya mudah terbawa emosi,
tapi itu belum selesai, 1 jam kemudian saya masuk kelas isinya cowok semua,
mereka masih baru 2 SMP, sama dengan kelas yang tadi saya ajar, saya masuk,
yang ada di kelas hanya beberapa saja, saya tanyakan kemana mereka yang tidak
ada di kelas? Salah seorang menjawab sedang merokok di belakang sekolah, ya
Allah apalagi ini baru 2 SMP udah ngerokok. Saya absen mereka satu persatu,
sampai beberapa menit kemudian segerombolan lelaki yang tampang preman datang,
jalannya sempoyongan, kalau saya jujur, cara mereka jalan seperti orang yang
habis minum-minuman keras, tapi entahlah saya tidak tahu.
Salah satu dari mereka yang
datang terlambat mengatakan “hai teacher, you beautiful”, sambil tertawa
terbahak-bahak satu kelas, saya yakin ini Cuma modus agar mereka tidak ditulis
alpa, saya suruh mereka duduk, mereka masih baik, mereka duduk, saya mulai
menulis di papan tulis sambil sesekali melihat situasi di kelas, setelah itu
saya jelaskan. Oh Tuhan apalagi ini, sambil saya menjelaskan mereka
berlari-lari di kelas sambil membawa sebotol aqua berisi air yang sudah dilubangi,
yeah mereka main air, dan tentu saja saya yang mendekati satu persatu mereka
terkena juga basah air yang mereka semprotkan. Ya Allah dosa apa aku ini?
Saya masih berusaha sabar,
saya jelaskan lagi materinya hanya 4 orang yang paham, yang lain gimana mau
paham, bawa buku aja gak ke sekolah, yang lainnya main air di luar kelas. Saya lelah
dan menyerah, saya bilang sama siswa yang paham untuk menjelaskan pada
teman-temannya, tapi sungguh malang, mereka tidak mau alasannya temannya tidak
akan mendengarkan percuma saja.
Saya beri mereka tugas, dan
saya keluar kelas sambil menahan tangis.
Ya Allah hari ini begitu
berat, seperti inikah menjadi guru, Ya Allah beri aku kesabaran yang tidak
pernah habis.
Semoga mereka mendapat
hidayah...
09 September 2014
Pakpayoon.
0 komentar:
Posting Komentar