Berawal dari kesukaan yang
sedikit menyiksa, aku suka makanan pedas, pokoknya apapun kalau rasanya pedes
itu emas segunung pun kalah dilirik deh, jiaah alay beud, hihi... berkali-kali
diingatkan juga gak mempan, mau berhenti kalau rasa pedes udah punah di muka
bumi, #loh...
Sejak kemarin aku makan
selalu pedas, entah bumbunya, entah sayurnya, entah sambelnya, yang jelas
setiap menu di hari kemarin itu serba cabe, dan itu gak sekedar hot gitu aja,
pake beud sampe makan pun keringatan dan bikin emosi, tapi tetep aja gak mau
berhenti.. #dasar susah dibilangin.
Sampe akhirnya malamnya kena
dampaknya, akibat menyepelekan, merasa tidak kasihan dengan lambung sendiri,
malam pun mulai terasa sakit di perut, mulanya sekali ke kamar mandi, sampai
akhirnya 3 kali dan juga tidak bisa tidur, apalagi kalau bukan karena ulah
makan pedas yang gak tahu aturan.
Esok paginya, merasa sudah
sedikit membaik, akhirnya sarapan pagi dengan bumbu yang lumayanlah untuk
lambung, hehe dan masyaAllah akhirnya ke kamar mandi bolak balik sampe 3 kali
ujung2nya ngajar pun berhenti, perut sakit banget dan badan jadi lemas, yah ini
akibat, ini resiko yang harus aku tanggung. Karena sakit banget ini perut
akhirnya aku sempatkan diri ke klinik sekolah, tapi dalam hati pun masih bingung
gimana ngomongnya mau minta obat diare.
Benar saja, aku pegang perut
dengan wajah meringis, setidaknya isyarat karena penjaga klinik pun tak
mengerti bahasa inggris, dia ambil obat di lemari dan diberikanlah aku obat
untuk sakit menstruasi. Sudah kuduga pasti dikasihnya ini. Aku bilang bukan,
dia ambilkan lagi obat, karena khawatir salah, kubawa obat itu dan bertanya
pada salah satu guru yang bisa bahasa melayu, akhirnya guru itu pun mengantarku
ke klinik, dan ternyata obat yang kumaksud tidak ada. Apotek jauh, setidaknya
untuk berjalan kaki cukup jauh. Dengan baik hatinya penjaga klinik pergi
membelikan aku obat ke apotek.
Bukan itu yang penting untuk
kusampaikan, tapi ada hal-hal yang terkadang kita lupakan terutama saat kita
berada jauh dari keluarga, dari orang-orang dekat, apalagi beda negara, yang
harus diingat oleh kita adalah berbuat baik selalu pada orang lain, siapa lagi
yang akan membantu kita selain orang yang kita kenal di tempat asing, entah
sodara seiman, sodara setanah air, atau sodara yang bisa mengikat hubungan
menjadi erat dan akrab.
Itulah bahagianya merantau,
akan banyak bertemu orang-orang baik, sesama muslim saling menolong, bertemu
orang-orang asing yang mau membantu kita dalam keadaan sulit. Tidak ada
keluarga tapi mereka bisa menjadi keluarga baru untuk kita, tidak ada teman,
mereka bisa menjadi teman baru untuk kita, sampai akhirnya kita tahu bahwa di
belahan dunia manapun ikatan ukhuwah seorang muslim dengan muslim lainnya
teramat kuat... seperti sebuah bangunan saling menguatkan satu sama lain...
Pagi yang indah, semoga esok
dan seterusnya aku selalu diberikan kesehatan agar bisa selalu berbuat baik
untuk orang lain.
17 Juni 2014
Parkpayoon, Patthalung.
0 komentar:
Posting Komentar