Malam yang biasa, seperti
malam-malam kemarin, kemarinnya, aktivitas yang sama, tidak ada yang khusus,
hanya saja hal yang dibicarakan berbeda, tanpa harus bersepakat memulai
obrolan, tiba-tiba saja salah seorang teman bercerita. Tentang seseorang yang
ia kenal, mengalami kecelakaan, sampai koma dan ternyata ajaib, ia sembuh
total. Aku menimpali, menceritakan teman yang kukenal, sama pula mengalami
kecelakaan, koma dan ajaib, ia juga sembuh total.
Satu persatu mulai menimpali
menceritakan pengalaman yang pernah dialami, tentang keajaiban Tuhan, tentang
kematian yang tiba-tiba, tentang tanda-tanda seseorang akan menjemput kematian,
malam semakin larut dan pembicaraan terus berlanjut.
Kematian adalah pengingat
paling ampuh untuk membuat seseorang sadar, merasai artinya sakit kehilangan, merasai
bagaimana nantinya kita pun mengalami hal serupa, mati. Tidak sedikit orang
yang hampir di ujung nyawa, keajaiban Tuhan datang padanya, dan kematian
membuatnya tertunda. Hanya soal waktu memang, semua akan mengalami.
Jika saja kematian ibarat Rosulullah
yang sudah di depan mata bisa melihat indahnya syurga, maka kematian menjadi
nikmat paling indah. Tapi rupanya kita bukan Rosulullah, bahkan berandai-andai pun
tidak akan pernah membalikan waktu atau membuat yang diinginkan tiba-tiba
menjadi nyata, tidak, kita akan mengalami sakit dan takut itu, jika saja ingin
mengalami nikmat serupa maka ikutilah Rosulullah.
Jika di ujung nyawa Rosulullah
yang dikhawatirkan adalah nasib umatnya, bagaimanalah dengan kita? Bahkan perang
di palestine pun, kita tak bisa berbuat apa-apa.
Semoga Tuhan memberi maaf
pada orang-orang yang lalai, sepertiku...
0 komentar:
Posting Komentar